Opini : Kreatifitas Mahasiswa Pandemi

 

Kreatifitas Mahasiswa Pandemi

Oleh Lilis Sukma Ana

 

 

            Pandemi virus Covid-19 masih menjadi topik hangat yang diperbincangkan akhir-akhr ini. Sebab, bukan hanya menakutkan karena membahayakan dan menyebabkan kematian, tetapi dapat menghambat semua bidang. Dari mulai bidang ekonomi, bidang sosial, sampai bidang pendidikan.

            Dampak Pandemi

Di bidang ekonomi, pandemi ini sangat berpengaruh. Ditutupnya pasar membuat para pedagang keil kehilangan pekerjaannya. Ditutupnya tempat wisata  membuat para pekerja dan pengais nafkah di tempat itu kekurangan penghasilan. Ditutupnya pabrik-pabrik membuat para buruh kehilangan tempat mencari nafkah. Hal ini membuat masyarakat nangis kebingungan untuk  menutupi kebutuhan kesehariannya.

            Diberlakukannya social distancing dan dilarangnya berkerumun juga adalah aturan dari pandemi ini. Aturan itu membuat hubungan antar masyarakat menjadi renggang. Komunikasi sosial antar masyarakat juga berkurang dan terhambat. Hal ini enjadi salah satu masalah sosial  di dalam masyarkat akibat pandemi corona ini.

            Pengaruh pandemi juga tak kalah hebat di bidang pendidikan. Pemberlakuan proses belajar mengajar yang dilakukan secara daring dari rumah masing-masing. Segala kegiatan kemahasiswaan baik di dalam maupun di luar kampus juga harus dilaksanakan secara online. Tetapi hal ini tidak membuat mahasiswa berdiam begitu saja dalam menghadapi keadaan ini.  Justru adanya pandemi ini menuntut mahasiswa menjadi mahasiswa yang kreatif dan inovatif.

            Kegiatan Kreatif Mahasiswa

Contohnya seperti mengadakan kegiatan seminar. Di era pandemi ini yang dilarang untuk berkerumun, dilarang mengumpulkan orang banyak, dan dilarang berkomunikasi secara langsung dengan orang banyak. Mahasiswa tetap bersikeras untuk mengadakan acara atau kegiatan seminar kependidikan.

            Alih-alih dari larangan-larangan tersebut, mahasiswa dengan cerdasnya mengubah konsep seminar tersebut secara online. Ya, seminar yang biasanya dihadirkan pembicara dan puluhan peseta secara langsung, sekarang dilaksanakan secara online. Dan seminar itu berubah nama menjadi webinar.

            Webinar adalah sebuah kegiatan seminar yang dilaksanakan secara online. Konsep webinar tidak berbeda dengan seminar pada umumnya, hanya saja sistematikanya saja yang berbeda. Seminar dilaksanakan secara langsung tatap muka dengan peserta. Namun, webinar dilaksanakan secara dalam jaringan lewat online. Webinar dilaksanakan dengan menggunakan video converence. Biasanya dengan akun zoom meeting atau google meeting.

            Konsep dari webinar tersebut tetap sama dengan seminar. Terdapat moderator yang memimpin jalannya webinar dan pembicara yang mengisi isi webinar tersebut. Peserta yang ingin mengikuti webinar tersebut juga harus mendaftar terlebih dahulu seperti halnya seminar. Setelah mendaftar peserta diberi link yang sudah dibuat panitia. Lalu, peserta tinggal login link tersebut menggunakan akunnya masing-masing.

            Panitia webinar tidak sepusing panitia seminar. Mereka hanya menyiapkan Pemateri atau pembicara, moderator, dan membuat link webinar saja. Tidak seperti seminar yang harus pusing memikirkan sarana dan prasarana, konsumsi, dan lainnya secara fisik. Panitia webinar masih menghemat tenaga dengan hanya menyiapkan link untuk mebinar tersebut saja.

            Pada umumnya, webinar dilaksanakan tanpa dipungut biaya. Berbeda dengan seminar yang kita harus membayar sedikit uang untuk dapat mengikutinya. Karena pada saat seminar kita akan mendapatkan beberapa fasilitas secara langsung, seperti snack, makan, sertifikat, dan lainnya. Namun, di dalam webinar kita akan mendapatkan fasilitas fisik secara langsung. Webinar tidak menyediakan makan atau snack, sertifikat pun dikirm lewat online. Jadi, menghemat banyak biaya untuk dapat mengikutinya. Hanya bermodal gadget, kita mendapatkan ilmu yang berharga secara gratis.

            Namun, dibalik segala kelebihan yang ada pada webinar pasti tetap mempunyai kekurangan. Kekurangan dari webinar yaitu kita tidak mendaptkan hubungan relasi antar peserta. Pelaksanaannya yang secara online membuat komunikasi terhambat. Kita tidak bisa saling sapa ‘Hai’ antar teman duduk. Hal itu membuat antar peserta tidak saling kenal satu sama lain. Padahal, dengan kita berkenalan dengan teman yang lain, kita mendapat relasi baru yang dapat berguna untuk kita kedepannya.

            Berikut adalah salah satu contoh kekreatifan mahasiswa dalam mensiasati kegiatan yang terhambat selama pandemi ini berlangsung. Ya, kita sebagai mahasiswa memang tidak boleh berongkah-ongkah kaki saja melihat kegiatan kemahasiswaan kita terbengkalai. Kita tidak boleh berdiam diri menunggu keputusan pemerintah untuk normal kembali. Sebagai mahasiswa milenial, kita harus cerdas dan mampu memutar balikan otak kita. Jadikan pandemi ini sebagai bahan untuk kita belajar dan mengeksplor dunia ilmu kita.

            Bersyukurlah kita, disaat pandemi seperti ini teknologi sudah berkembang dengan pesat. Dengan bermodal gadget saja, kita dapat melakukan segala kegiatan dan aktifitas kita. Tanpa terkecuali kegiatan pendidikan kita. Dengan mudahnya kita dapat menggunakan segala aplikasi yang ada untuk proses belajar kita. Jadi, jangan jadikan pandemi ini sebagai alasan. Marilah kita tetap bersemangat demi kemajuan pendidikan yang ada di negara Indonesia.

Komentar